PENCEMARAN AIR SUNGAI AKIBAT POLA
AKTIVITAS MANUSIA
DAN POLA TATA RUANGWILAYAH
DI KUDUS
Di buat guna
Menyelesaikan tugas ulangan tengah semester
Mata kuliah Pendidikan Konservasi
Dosen Pengampu : Bp Asep Ginanjar, S.Pd., M.Pd
Oleh :
Muhammad Lutfi
NIM : 3601416017
UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang (…)selanjutnya diharapkan dapat
menjadi bahan masukan dan saran bagi arah kebijakan pengembangan tata ruang
untuk pelestarikan lingkungan.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Semarang, 15 Oktober 2016
Penulis
Penulis
Muhammad Lutfi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air
merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan
kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, untuk pengairan pertanian,
transportasi, baik di sungai maupun di laut. Kegunaan air tersebut termasuk
sebagai kegunaan air secara konvensional (kesepakatan untuk tujuan bersama). Manusia
merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Manusia dapat secara aktif
mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang di kehendaki. Kegiatan
ini dapat menimbulkan berbagai macam gejala yang bersifat negatif, diantaranya
adalah masuknya energi dan juga limbah bahan atau senyawa lain ke dalam
lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara dan tanah yang akan
menurunkan kualitas lingkungan hidup.
Pencemaran air adalah
suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau,
sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan
manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain
mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya
sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan
dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai
saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi
sebagai objek wisata. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai,
gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan
yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan
yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung
dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai
utama.DAS merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata ruang wilayah.
Daratan suatu wilayah akan habis dibagi menjadi satu satuan atau lebih daerah
Daerah Aliran Sungai (DAS). Berdasarkan pengertian tata ruang, DAS merupakan
suatu ekosistem wilayanh yang di batasi oleh topografi dimana didalamnya
terdapat interaksi oleh factor-faktor biotic dan abiotik. Sserta manusia dan
segala aktifitasnya.interaksi tersebut dinyatakan dalam bentuk keseimbangan
masukan (input) dan pengeluaran (output) yang mencirikan keadaan
hidrologis DAS tersebut.
Peningkatan jumlah penduduk berimplikasi pada peningkatan
kebutuhan lahan untuk mewadahi berbagai aktivitas manusia dalam melangsungkan
kehidupannya. Di sisi lain, ketersediaan lahan tersebut relatif terbatas. Jika
dalam perkembangannya antara kebutuhan dan ketersediaan lahan tidak diatur
dengan baik, maka akan terjadi berbagai benturan kepentingan antar aktivitas
yang berdampak pada persaingan dalam penggunaan lahan.
Terganggunya kondisi ekosistem DAS sering terjadi karena “tekanan
pembanggunan” sehingga penggunaan lahan tidak sesuai dengan kemampuan lahan.
Ketidaksesuaian ini berdampak negative pada lingkungan seperti meningkatnya
koefisien aliran (run off) karena
daerah resapan berkurang yang berakibat banjir di daerah tertentu kekeringan,
meningkatnya erosi dan muatan sedimen. Salah satu faktor pendorong terjadinya
perubahan kondisi lingkungan dapat disebabkan melalui peranan masyarakat dengan
melakukan perubahan pola penutupan/penggunaan lahan sebagai komponen ruang yang
ada, dimana hal tersebut akan berpengaruh terhadap karakteristik fisik DAS.
Di Kudus keterkaitan antara tata ruang wilayah dengan kondisi
Dasar Aliran Sungai (DAS) sangat terasa sekali. Hal ini tercermin ddari kondisi
Sungai yang berada di Kudus yakni Aliran Air sungai dari Desa Rahtawu Kecamatan
Gebog dengan tata ruangnya masih pedesaan dimana pemukiman tidak berada di
pingggiran sungai langsung menjadikan kondisi sungai disini masih sangat alami
dan belum tercemar kemudian turun dari rahtawu di Sungai yang Berada di Desa
Jurang kecamatan Gebog dengan pola tata ruang yang masih pedesaan disini
sungainya juga masih terawatt tanpa sampah, lalu menuju aliran sungai di Desa
Panjang kecamatan Bae mulai terlihat beberapa rumah warga berada di bantaran
Sungai, disini mulai Nampak tumpukan sampah di pinggiran sungai namun sampah
disini belum sampai menyumbat aliran sungai dan menuju kota tepatnya di Kali
gelis di desa ploso dengan keadaan pola tata ruang perkotaan dimana sudah
tidak ada lagi area hijau dan banyak
bangunan dan industry berpengaruh pada kondisi sungai beberapa tahun
ini.kondisi sungai ini juga berpengaruh pada wilayah sekitar yaitu seringnya
banjir yang terjadi di Desa Sunggingan dan desa Ploso, bahkan sampai mengikis
kondisi jembatan yang sangat parah.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Mengapa aktivitas manusia
mempengaruhi kondisi Sungai?
1.2.2
apa yang membuat pola tata
ruang wilayah berpengaruh pada DAS dan bagaimana dampak yang ditimbulkan?
1.2.3
Apa dampak yang dapat
ditimbulkan dari pencemaran air sungai tersebut?
1.2.4
Bagaimana upaya yang
dilakukan pemerintah dan Masyarakat
untuk mengatasi masalah mengenai kondisi
sungai sekarang dan untuk perencanaan
perawatan terhadap sungai di Kudus?
1.3
Tujuan
1.3.1
Mengetahui aktivitas manusia
yang dapat berpengaruh terhadap sungai
yang berada diwilayah tersebut
1.3.2
Untuk mengetahui kondisi
sungai di wilayah Kudus
1.3.3
Mengidentifikasi
factor-faktor yang mempengaruhi kondisi sungai
1.3.4
Dapat menghimbau
masyarakat tentang bahayanya pencemaran air sungai
1.3.5
Mengetahui dampak yang di
timbulkan pola tata ruang wilayah terhadap sungai di Kudus
1.3.6
Mengetahui danpak apa saja
yang dapat di timbulkan oleh pencemaran air.
1.3.7
Mengevaluasi perencanaan
tata ruang kota dengan memperhatikan kondisi DAS di Sepanjang aliran Sungai di
wilayah Kudus
1.3.8
Mengetahui apa yang harus
dilakukan untuk menagani masalah berkaitan dengan kondisi sungai tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aktivitas Manusia
terkait kondisi Air Sungai.
Pencemaran Air
Sungai di sebabkan karena beberapa sebab, salah satunya adalah
aktivitas-aktivitas manusia yang tanpa disadari dan di ketahui perlahan merusak
Lingkungan fisik seperti Air, Udara dan Tanah. Aktivitas yang dilakukan manusia biasanya dipengaruhi dengan
motif keperluan dan kepentingan
kebutuhan individu maupun kebutuhan bisnis dan motif ekonomi.
Factor-faktor inilah yang berpengaruh pada kondisi sungai, sungai akan mulai tercemar
ketika aktifitas manusia mulai tidak sehat. Seperti penggunaan zat-zat kimia
pada pupuk di pedesaan, industry di area perkotaan dan juga pola permukiman
yang tidak sehat dan tidak adanya kesadaran dari manusia untuk menjaga kondisi lingkungan
sekitar. Sebagai Aktivitas dan Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pencemaran Air Sungai. Pada dasarnya pencemaran air sungai disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu Berkembangnya industri-industri. Saat ini
industri-industri di Indonesia
semakin berkembang, baik jumlah, teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang
di hasilkan. Industri-industri khususnya yang berada di dekat aliran sungai
cenderung akan membuang limbahnya ke dalam sungai yang dapat mencemari
ekosistem air, karena pembuangan limbah industri ke dalam sungai dapat
menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi, serta fisik air.Polutan
yang di hasilkan oleh pabrik dapat berupa: a) Logam Berat: timbale, tembaga,
seng dll. b) Panas: air yang tinggi
temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan mematikan biota
air.
Belum
tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga yang belum
terkendali merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pencemaran lingkungan
khususnya air sungai. Karena dari limbah rumah tangga dihasilkan beberapa zat
organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-selokan dan
akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk zat organik dan anorganik,
dari limbah rumah tangga bisa juga membawa bibit-bibit penyakit yang dapat
menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemi yang luas di
masayarakat.
Pembuangan
limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan. Limbah
pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui proses pengolahan,
sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian mengandung berbagai
macam zat pencemar seperti pupuk dan pestisida.Penggunaan pupuk di daerah
pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian karena air ini
mengandung bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng gondok
sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan dengan cepat
yang dapat menutupi permukaan air dan
berpengaruh buruk pada ikan-ikan dan komponen ekosistem biotik lainnya. Penggunaan pestisida juga dapat menggagu ekosistem air
karena pestisida bersifat toksit dan akan mematikan hewan-hewan air, burung dan
bahkan manusia.
Pencemaran
air sungai karena proses alam Proses
alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya gunung meletus, erosi dan iklim.
Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai bahan pencemaran salah satunya
berupa endapan/sediment seperti
tanah dan lumpur yang dapat
menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi
sampah. Iklim juga berpengaruh pada tingkat pencemaran air sungai misalnya pada
musim kemarau volume air pada sungai akan berkurang, sehingga kemampuan sungai
untuk menetralisir bahan pencemaran juga berkurang.
2.2 Pengaruh
pola tata ruang wilayah terhadap kondisi hidrologis Sungai
Pola tata ruang permukiman di wilyah
tertentu sangat berpengaruh terhadap kondisi perairan sungai di daerah
tersebut. Suatu daerah atau wilayah dengan penataan ruang dan penggunaan lahan
yang baik juga akan berpengaruh terhadap lingkungan dan aspek-aspek kehidupan
lain di dalamnya. Dalam hal ini pemerintah dan masyarakat tentnya akan membuat
konsep penataan ruang wilayah dengan mengacu pada kondisi dan keadaan geografis
wilayah tersebut. Dalam studi kasus yang telah di jumpai dikudus pola spasial
tatruang dan penggunaan lahan dan pola permukiman sangat berpengaruh terhadap
kondisi Hidrologis di sungai. Pengaruh pola tat ruang wilayah ini nantinya
memicu pada keinginan dan kebutuhan manusia yang hidup didalam wilayah
tersebut.
Pola tata ruang wilayah di wilayah
kudus terkait dengan kondisi Air sungai di Wilayah tersebut.
Kondisi
ini terlihat di seanjang Aliran sungai dari Hulu di desa Rahtawu smpai ke bawah
yaitu didaerah kota.
Kondisi ini di perparah dengan
kegiatan manusia di permukiman dan semaunya sendiri melakukan kegiatan yang
mencemari lingkungan.
Dari desa rahtawu
kondisi sungainya masih jernih dan sangat terjaga kebersihannya. Disini Airnya
masih asli dari sumber-sumber di pegunungan, dan kebersihannya masih dapat
terjaga karena pola spasial tata ruang pedesaan dan ermukiman masyarakat jauh
dari wilayah sungai. Jadi kondisi ini yang membuat interaksi antara manusia dan
aktivitasnya masih begitu saling bersinergi. Kegiatan manusia di wilayah ini
keanyakannya adalah seorang petani dan pekerja buruh di area perkotaan. Di spot
daerah aliran sungai ada beberapa spot yang airnya terkena pencemaran dari
penggunaan pupuk zat kimia, namun hanya beberapa spot dan tidak member dampak
pencemaran yang sangat signifikan. Dan aliran airnya masih sangat terawatt kejernihannya.
Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi perairan
di sungai di perkotaan, tepatnya di Sungai Kaligelis yang berada di desa ploso.
Pola tata ruang wilayah di daerah ini sangat padat perumahan dan padat individu disamping itu juga di daerah ini dekat dengan
pabrik-pabrik dan pasar di daerah ini. Dimana setiap harinya sangat padat
aktivitas. Disini beberapa tahun
belakangan aliran sungai didaerah ini mulai tersumbat dengan sampah, dan
kondisi hidrologisnya tercemar oleh limbah industry disekitar sungai.
Dari beberapa hal yang terlihat dari studi kasus
di atas terlihat jelas beberapa kegiatan manusia dan tataruang wilayah kudus
sangat mempengaruhi kondisi daerah air sungai (DAS) dan kondisi hidrologi
Sungai di Kudus.
2.3 Dampak
Dari Pencemaran Air Sungai
Pencemaran
air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni
makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau,
pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.
1. Dampak
terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
a) air
sebagai media untuk hidup
mikroba pathogen
b) air
sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c) jumlah
air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan
diri
d) air
sebagai media untuk hidup vector
penyakit
2. Dampak
terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic
yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin
tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan
yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak
juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan
tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan
limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak.
Inipun dapat mengurangi estetika.
2.4 upaya pemerintah dan masyarakat untuk
menangani kondisi Sungai di daerah perkotaan di Kudus
Dari pemerintah Kudus sudah di berlakukan kebijakan pada tahun
2015 sampai sekarang yakni di setiap akhir bulan yaitu melakukan sosialisasi
kepada warga masyarakat untuk mengubah
paradigma masyarakat sekitar untuk mencintaikejernihan sungai dan menjaga hidrologis
dari sungai tersbut.
Kebijakan ini sudah
bejalan bahakn isi sosialisasi ini sudah di terapkan pada keseharian
masyarakat, pelaku industry dan pedagang pasar. Yaitu dengan membuang dan
mengolah limbah sampah di area kawasan ploso dan sekitarnya. Dan juga di
lakukan pembersihan atas sungai kaligelis ploso. Dan Dibulan September kemaren
telah dilakukan pembersihan sampah secara masal oleh Dinas kesehatan dan warga
Kudus dari sungai Panjang sampai Sungai tanggulAngin.
Dengan diadakannya
pembersihan dan kebijakan ini, sekrang
kondisi Sungai ini sudah semakin membaik. Dan Kondisi transportasi jembatan
penghubung juga sudah dilakukan perbaikan. Jadi masyarakat bisa lebih percaya
atas kebijakan pemerintah dan diharapkan nantinya kebijakan ini bisa
diberlakukan di seluruh sungai di kawasan
Kudus tentunya yang masih minim perhatian dari pemerintah daerah tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kondisi hidrologis sungai sangat diperlukan oleh masyarakat karena
air merupakan kebutuhan sehari-hari. Dan bila kondisi air tidak terjaga
kejernihannya maka kita sendiri yang menggunakannya akan mengalami kondisi
kesehatan yang tidak baik pula. Manusia sebagai makhluk abiotik yang aktif
hendaknya juga selalu menjaga dan memperhatikan aktiviasnya akan dampak yang akan
ditimbulkan nantinya. Kemudian kebijakan pola tata ruang wilayah dari perda
hendaknya ditinjau ulang untuk rekontruksi perencanaan tata ruang wilayah untuk
kedepannya dengn memperhatikan kondisi alam sekitar juga. Yang terakhir
pemerintah harus membuat kebijakan yang tegas tentang lingkungan tidak
terkecuali air. Air disini sangat di butuhkan untuk semua warga. Jadi
pemerintah yang bijak harus bisa memperhatikan daerah aliran air untuk
kehidupan masyarakat. Dalam kebijakan ini juga harus saling bersinergi antara
pemerintah dan dukungan dari masyarakat itu sendiri.
3.2 Saran
Agar pencemaran air tak ada lagi,
saran saya adalah:
- Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air, karena air itu ada yang tercemar dan ada yang tidak.
- Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air.
- Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
- Untuk limbah industri, sebelum dibuang sebaiknya diolah terlebih dahulu.
- Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.
- Mengurangi pupuk yang mengandung zat kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Mulia, R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
PU No. 11/ 2009. Pedoman
Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Raperda Tentang RTRW Provinsi dan RTRW
Kabupaten/Kota Beserta Rencana Rincinya
PP No. 16/2016. RTRW
Kota Kudus.
Sastrawijaya, A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Wardhana, W.A. 2001Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.
Sumber Internet
Anonymous (2010). Pencemaran
Air. From http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air/ , 24 Agustus 2010.
LAMPIRAN
Sungai di desa rahtawu
kecamatan Gebog kabupaten Kudus
Sungai Panjang
kecamatan Bae Kudus
Pembersihan sampah di
sepanjang sungai
Pembersihan rutin di
bawah jembatan Ploso
Setiap akhir bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar