Selasa, 17 November 2015

Yogi Ahmad Erlangga, Orang Indonesia yang Temukan RUMUS mutakhir Helmholtz yg tak terpecahkan 30 TAHUN

Selamat sore sahabat-sahabat saya sekalian. Bagaimana sore kalian? Semoga masih dalam keadaan sehat wal'afiat ya. Kalau suasana sore disini sih gelap kawan. Ya menuritku senja yang gelap gulita. Bagaimana tidak dari tadi siang smpai sekarang desa saya masih terguyur hujan yang cukup lebat. Ya semoga saja hujan ini membawa berkah bagi kita semua amin.
Ya langsung saja kita ketopik bacaan kita kawan. Seorang ilmuan muda Indonesia ini temukan apa yg membuat bingung para ilmuan dunia selama 30 tahun. Dia menurut saya adalah sujsesor dari profesor Indonesia.

BJ. Habibi memang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia bahkan di dunia karena berbagai penemuan tentang aerodinamika, termodinamika, nuklir, dan masih banyak lagi.
Namun sebenarnya tidak hanya Pak Habibie, banyak ilmuwan atau penemu asli Indonesia yang mengharumkan bangsa, tetapi tidak terlalu dikenal di negaranya sendiri, salah satunya adalah Yogi Ahmad Erlangga.

Pria yang lahir di TasikmalayaJawa Barat ini merupakan seorang ilmuwan alumni ITB yang memecahkan persamaan Helmholtz menggunakanmatematika numerik secara tepat.Metode yangditemukan oleh Yogi ini untuk menginterprestasi data pengukurangelombang akustik yang bisa mempercepat pemrosesan data seismik untuk survei cadanganminyakbumi.

Bukansekedariseng belaka, penelitian ini dilakukan dalam rangka riset untuk menyelesaikanpendidikanS3-nya di Belanda. Perusahaan dunia Shell dan SenterNovem, bahkan bersedia mendanairiset pria yangberumur 41 tahun ini.
Berkat risetnya, pemrosesan data seismik seratus kali lebih cepat dibandingkandengan metodeyangmelibatkan pengukuran2 dimensi sebelumnya. Yogi juga membuat ribuan insinyur bisa bekerja lebih cepat untuk menemukan minyak bumi dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Tidak hanyaitu, persamaanHelmholtz yangdipecahkan juga bisa menggambarkanberbagai jenis gelombang. Selain gelombang akustik seperti dalam kasus minyak bumi, penemuannyajuga bisa mengukurgelombang elektromagnetik untuk laser, penyimpanan datapada Disc Blu-ray, hingga radar penerbangan.

Indonesia sudah sepatutnyabangga karena memiliki sumber dayamanusia yang mumpuni dibidang sains dan teknologi yangtak kalah dengan negarabarat.Salah satu SDM unggul yang dimiliki bangsa ini adalah Dr. Yogi Ahmad Erlangga, pria sederhana berjenggot panjang kelahiran Tasikmalaya8 Oktober 1974 ini berhasil memecahkanrumus matematika PersamaanHelmholtz yang membelenggu para pakar ilmu pengetahuandan teknologi yang selama 30 tahun tak seorang pun mampu memecahkannya.

Atas keberhasilannyaini, ia sekarangmenjadi buruan para konglomerat dunia bisnis perminyakan danuniversitas-universitas kelas dunia pun tak ketinggalan mengincarnya supaya bisa hadir di kampus mereka untuk menggelar kuliah umum.

‘’Banyak pakar yangmenghindari penelitian untuk memecahkanrumus Helmholtz ini karena memangsangat sulit dan rumit,’’ kata sarjana yangcum laude S1 dan S2 di ITB ini seperti dilansirTeropong Senayan, Sabtu (14/11/2015)

Ketika beliau melanjutkan S3-nya di Belanda,dosen penerbangan dari ITB ini, tertantang oleh perusahaan minyak Shell yang minta bantuan DUT (Delft University of Technology) untuk memecahkanrumus Helmholtz.
Setelah mengadakan riset dengan menghabiskan dana sekitar 6 milyar yang dibiayai Shell, berkat kejeniusannya akhirnya rumus itu mampu beliau pecahkan, yang mencengangkan dunia iptek, dan mendapat ucapan selamat dari universitas di Eropa, Israel dan USA.
Berdasarka nhasil temuannyaini membuat banyak perusahaan minyak dunia sangat senang dan meminta bantuannya. Pasalnya, dengan rumus itu mereka dapat 100 kali lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi melalui gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dari perut bumi dengan akurasi yang sangat tinggi.

Andai saja Yogi mau mematenkan hasiltemuannya,mungkin ia akan mendapat uang yang sangat besar. Tapi ilmuan muda bernama lengkap Yogi Ahmad Erlangga menolaknya termasuk menamakan termuannya itu dengan Erlangga Equation.
Mematenkantemuan ini justru akan menghambat perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. Thesis S3 yang disusun di Jurusan Matematika kampus yang sama di Delft, terpilih sebagai thesis terbaik di Belanda oleh MNC
“Saya ingin temuan ini dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi, karena itu hak manusia. Hak ini bisa dijamin jika ilmu dimiliki publik dan bersifat open source ” kata Yogi merendah.

Industri yang bisa mengaplikasikan rumus ini antara lain industri radar, penerbangan, kapal selam, penyimpanan data dalam blue ray disc (keping DVD super yang bisa memuat puluhan gigabyte data), dan aplikasi pada laser, serta ilmu lainnya yangberkaitan dengan gelombang elektromagnetik.
Buku mengenai persamaan Helmholtz yang dibuatnya saat masih di Belandapun, laris manis dalam waktu singkat. ‘’Tinggal satu (buku) dan saya tak punya fotokopinya lagi,’’
Khusus untuk ITB, sambung pria yang dalam kesehariannya terkenal sangat tekun beribadah dan selalu shalat lima waktu berjamaah ini ingin ITB bisa lebih besar lagi.
Minimal, ITB menjadi perguruan tinggi terbesar dan berpengaruh di Asia. Karena, kalau hanya terbesar di Indonesia saja, sejak dulu juga sudah begitu serta ingin melihat bangsa Indonesia maju dihormati bangsa lain.

‘’Saya pun masih memiliki obsesi pribadi. Keinginan saya adalah ingin melakukanpenelitian tentang pesawat terbang yang menjadi spesialisasinya Aeronotika dan Astronotika, perminyakan, danbiomekanik,’’ kata pemenang penghargaan VNO-NCW Scholarship dari Dutch Chamber of Commerce ini.
Dr Yogi Ahmad Erlangga, sekarang Dosen di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi ini mendapat julukan Habibie Muda karena penemuannya yang spektakuler di bidang matematika. Kehadiran Dr. Yogi Ahmad Erlangga yang bersedia berkarya di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi.
Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak hingga mendapat julukan Mr krack. Banyak industri penerbangan di berbagai negara memakai rumus penemuan Habibie tersebut, termasuk NASA di Amerika, kini, Dr. Yogi Ahmad Erlangga meneruskan kehebatan Habibie dengan menemukan dan memecahkan rumus persamaan Helmholt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar